Thanks for vist

Save Our Dream

Sama seperti kebanyakan orang ganteng dan rendah hati lainnya, saya juga punya cita-cita. Kalo dulu waktu SD, saya inget, tiap ketemu orang dewasa, pasti sering ditanya soal cita-cita. Selain ditanya tentang kapan sunat, sih.
“Rangga, cita-citanya mau jadi apa?” ini biasanya pertanyaan yang keluar dari mulut mereka.
“Jadi pilot, om!” ini biasanya jawaban saya.
“Wah, bagus itu. Tapi kenapa kok mau jadi pilot?” nah ini mereka cerewet nanya-nanya lagi.
“Karena Tika, gebetanku dari SD sebelah, mau jadi pramugarinya, om.” Nah ini jawaban saya yang bikin om atau tante itu mulai sadar kalo saya nanti dewasa, mentok-mentoknya jadi penggangguran atau nggak orang gila.
Well, nggak segitunya juga sih. Maksud saya, bukan cuman Tika yang jadi gebetan saya, masi ada Rina, Sekar, Qory dan Joko. *Ini boong, sumpah
Anywaaaaay…
Pertanyaan serupa, masih sering saya dapati meski udah SMA. Waktu itu sya sekolah di SMAN 8 Tangerang, ada guru yang bertanya soal ini. Saya lupa sih dia guru apa. Saya cuman inget, dia kalo senyum mirip banget sama Armand Maulana, dilihat dari belakang. Dan itu juga kalo rambut Armand disiram bensin terus dibakar sama bininya *ekstrem*
“Temen-temen, kalian pasti punya cita-cita kan?” Ini si guru yang ngomong. Dia ngomong ke kami, muridnya, dengan sebutan teman. Biar berasa seumuran mungkin. Padahal kalo ada yang bilang dia itu sekelasnya Gajah Mada waktu TK, saya bisa aja langsung percaya. Wajah memang gak bisa menipu.
Mendengar pertanyaan itu, hampir semua orang sekelas mengangkat tangan. Bukan karena ada perampokan, ini memang karena semua pada mau jawab pertanyaan yang tadi.
“Nah, Asti, apa cita-cita kamu?”
“Ehmmm, saya pengen jadi designer, Pak. Pengen jago dandanin web. Kan saya hobi dandan.”
“Wuah bagus.”
Asti menjawab dengan alibi yang aneh, tapi tetep aja guru tetep senyum-senyum genit puas sama jawabannya. Ini pasti berkaitan dengan hobi Rima yang males kancingin bagian atas kemejanya. Saya pengen sih nyoba juga, tapi takut bulu ketek saya keluar dan mekar dimana-mana.

“Nah kalo kamu, Rangga?”
Saya pura-pura kaget waktu ditanya. Tapi memang kaget sih. Eh, gak kok. Err.. kaget aja apa ya? *dilempar tabung gas dari segala arah*
“Err.. cita-cita? Saya lupa, Pak.”
Dan saya pun diketawain.
“Yang bener, masa lupa?”
“Bentar ya, Pak. Saya inget-inget dulu.”
Saya diem, guru diem, Asti diem dan Aldo ngupil di pojokan.
“Oh inget, Pak!”
“Iya, apaan?”
“Saya pengen jadi.. rrr.. Jadi Insinyur Perminyakkan, Pak!”
dan si Bapak tentu menjawab dengan baik, tapi pas respon gw mukanya lebih senyum2 gitu asli serem banget. Nah, kalo gk salah yah berarti bener. Waktu istirahat Taya sempet nanya ke saya," lu pengen jadi raja minyak ya, yang selalu dikelilingi cewek cewek gitu". Saya gk tau kenapa di bisa sampe mikir kaya gitu, mungin dia ngeliat muka saya yang rada bejat ganteng kali ya. *dilempar tabung gas lagi*

Oke, garing? Ketawa dikit aja gak apa-apa, please. Saya capek juga ngetiknya loh, jadi ketawa dikit ya? Err.. Gak bisa juga ya? Oh, oke. Next..

Dan, barusan aja, ada yang nanya ke saya tentang hal ini juga. Tentang cita-cita. Tentang mimpi. Orang yang nanya itu imut, baik dan punya bini yang cantik. Iya, itu saya ngomong tentang diri sendiri, tadi saya ngomong di depan kaca.
Well, kalo sekarang ada yang bertanya tentang cita-cita, dengan yakin saya bakalan jawab, saya pengen jadi insinyur perminyakkan!
Yup. Saya pengen jadi insinyur perminyakan. Dan ternyata tanpa sadar, saya telah menapak jejak awal, untuk saya bisa sampai kesana.
Hehe, iya saya tau, kenyataan nggak sesimpel keliatannya seperti di atas ini. Ya, tapi nggak ada yang nggak mungkin kan di dunia ini? Tetangga saya yang mukanya mirip karpet aja bisa dapet bini cantik naudzubillah, mirip Manohara. Errr, iya sih, saya juga mikirnya cewek itu dipelet atau dia memang dulunya laki-laki.
Tapi tetep, gak akan ada yang gak mungkin di dunia ini. NGGAK ADA! Asal kita udah berusaha, dan Tuhan juga Berkehendak, semua bisa terjadi. Imposible is nothing, ini bukan blog pesenan sponsor, sama sekali bukan. walaupun saya memang ngarep.
Dan setelah ngomong bener dalam satu paragraf di atas, hidung saya jadi gatel-gatel.
Oh iya, Selain jadi insinyur perminyakkan, saya juga pengen jadi suami, ayah, kakek, buyut, dst, yang baik, dan juga berguna bagi orang-orang di sekeliling saya. Bukankah itu yang mulia? Menjadi pembaik di antara sesama. Amin.
Nah, hidung saya gatel lagi.

DAN Hei, bagaimana dengan kalian? Masih punya cita-cita kan? Masih punya mimpi kan? TERIAKKAN! WUJUDKAN! SELAMATKAN IMPIAN KALIAN!
*pasang iket kepala* *pake tali kapal* *besoknya numbuh jerawat* xD


fin

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Dibutuhkan banyak : Agen Perubahan!

PEMUDA-PEMUDI ADALAH AGEN PERUBAHAN. Meski banyak di antara kita yang juga agen durian atau bahkan agen togel gadungan.
Baik, setelah mendengar itu, lalu muncul sebuah pertanyaan : “agen perubahan itu apa? Atau bagaimana?”
Well, menurut isi kepala saya yang sedikit isinya ini, mengapa pemuda disebut sebagai agen perubahan adalah karena potensi pemuda-pemudi dalam sebuah negara lah yang paling besar untuk menentukan masa depan sebuah negara. Tentunya tanpa mengesampingkan generasi tua yang ada, tapi memang keberadaan generasi pemimpin yang sekarang ada ini, cepat atau lambat pasti akan minggat. Dan kita-kita jugalah yang akan mengisinya.
Coba ingat beberapa peristiwa penting dalam sejarah. Di antaranya itu disutradarai oleh banyak pemuda hebat. Sebuat saja seperti peristiwa sumpah pemuda, sampai dengan peristiwa Rengasdengklok, yang menjadi asal mula kemerdekaan negeri ini. Bisa dibayangkan butuh upaya sebesar apa untuk menyatukan negeri dengan tingkat majemuk yang tinggi ini. Dan mereka berhasil! Keren, bukan?!
Lalu muncul sebuah pertanyaan : “Oke, gue ini pemuda. Terus, apa yang bisa gue lakuin? Secara gue gak punya bakat apa-apa, gak punya prestasi apa-apa. Singkatnya, gue cuman pemuda biasa. Bisa dibilang gue cuman punya kentut dan semangat yang membara.”
ITU CUKUP!
Yup. Kalo kata saya, memillikki semangat yang berkobar-kobar untuk melakukan sesuatu, udah jadi modal yang lebih dari cukup untuk memulai! Selanjutnya, cobalah mulai mengenal diri sendiri. Potensi apa yang bisa digali, diseriusi dan dijadikan sesuatu yang bermanfaat untuk orang banyak.
Ada yang komentar : “Aduh, gue cuman pegawai honor biasa. Gak punya bakat di bidang apa-apa. Tapi sih, gue memang punya mimpi, pengen punya warnet. Biar bisa kerja di rumah.”
Dari pertanyaan di atas, bisa nggak disimpulkan sesuatu, dan ini juga baru saya sadari sebenarnya. Yaitu: selain semangat, untuk bisa maju, pemuda juga butuh mimpi.


Kita ambil dari contoh di atas. Dia hanya pegawai biasa, gaji pas-pasan, dan nggak punya apa-apa. Singkat kata, dia cuma orang biasa dengan kebiasaan biasa-biasa pula. Setidaknya, itu yang dia pikirkan.
Tapi dia lupa, dia memilikki satu hal maha penting yang membedakan dirinya dengan banyak orang-orang yang gagal sebelum memulai. Nah. Itu jawabannya, dia punya MIMPI. Mimpi yang sangat sederhana, yang mungkin tanpa dia sadari akan memberikan hal baik untuk usahanya memberikan kebaikan bagi orang lain.
Ada pertanyaan lagi : “Punya warnet?! Mimpi macam apa itu? Lalu setelah punya warnet, apa yang bisa dilakukannya untuk melakukan perubahan? Untuk menjadi agen perubahan?!”
Hmm..
Begini, untuk bisa memilikki warnet, tentunya dia harus kumpulin modal atau mungkin meminjam modal dari bank atau koperasi atau dari orang lain, seperti orang tuanya sendiri, kan? Dalam bekerja, dia sudah memilikki SEMANGAT untuk bekerja lebih keras demi modal yang dia butuhkan. Atau untuk bisa pinjem modal, dia juga butuh SEMANGAT yang sama untuk meyakinkan orang-orang bahwa yang mau dia pinjami, bahwa dia nggak pernah main-main dengan niatnya. Bahwa dia bersemangat untuk mewujudkan mimpi sederhananya.
Lalu, “Modal dapat. Warnet jadi. Terus?!”
Gini, perubahan itu intinya apa sih? Sesuatu yang baik, bukan?
Dan sesuatu yang baik seperti apa yang bisa dilakukan oleh seorang pemilik warnet? Sebut saja, dia bisa mengoptimalkan program internet sehat pada tiap komputer-komputer di dalam warnetnya. Atau malah dia bisa rutin ngeblog dan menyuarakan semangat dari laman blognya itu. Atau ini atau itu. Masih banyak kemungkinan baik lainnya, kan?
Setelah lama berkecimpung dalam dunia internet, suatu hari nanti dia bisa menyampaikan berbagai macam pemikirannya tentang internet sehat bagi orang-orang di sekitarnya. Dan seterusnya dan seterusnya.
Seperti bisnis MLM, kita harus percaya, sesuatu yang baik pasti akan melebar, mengglobal, bahkan dengan cara-cara yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Ada temen gw yg ikut nanya-nanya : “Oke, gw ini Nafiar cuma seorang pelajar. Mau berubah apanya? sekolah di SMAN 8 Tangerang juga masih dibayarin ortu,. Makan sehari-hari jugamasih minta sama ortu. Meski semangat dan mimpi saya meledak-ledak tiap harinya!”
Bukan hanya pelajar, bahkan seorang tukang sapu jalan juga bisa jadi agen perubahan. Semua pasti bisa, jika kita punya semangat dan mimpi untuk mewujudkannya.
Masa iya, Tuhan akan membiarkan orang yang mau berbuat baik, berjuang sendirian tanpa ada bantuan?
Siapa tahu nanti si Nafiar, tanpa sengaja ketemu sama si pegawai honor yang udah punya warnet? Dan dari sana muncul pemikiran-pemikiran ajaib yang bisa mereka lakukan bersama-sama. Meskipun mereka gak bisa menikah, karena mereka tak saling cinta. Dan sadar jika keduanya berkelamin sama. Eh?
Jadi, ayolah, jangan tutup segala kemungkinan! Ketika kita berbicara tentang mimpi dan semangat, jangan pernah meremehkan Tuhan dengan segala macam kemungkinan yang bisa Dia berikan!
Oh iya, mungkin nanti di depan, ada dan mungkin banyak orang-orang yang lebih tua (dalam umur) yang akan memandang usaha baik kita itu dengan sebelah mata. Jangan marah. Berikan senyuman terbaik, tundukan kepalamu sedikit dan ingat selalu detik itu untuk menjadi semangat untuk bisa melakukan yang terbaik. Bayangkan, wajah siapa yang akan shock ketika usaha kita ini berhasil nantinya. Sounds cool, huh?!

Ayo tunggu apa lagi?! Mulailah bermimpi, dan segeralah berlari penuh semangat demi mewujudkannya! Saya duluan, ya! Kalian, jangan mau kalah!

*poof!*


fin

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

10 Tahun?



Holla!! 

Postingan kali ini gk bakal beda jauh sama postingan postingan sebelumnya, masih tentang masa depan sih. Yap!! Saya tidak akan berhenti menulis ,eh mengetik deng, untuk menyadarkan kalian betapa mudahnya melakukan sesuatu, bila kita memulai dari yang kecil dan memulainya sekarang juga semua mungkin terwujud dan bila kalian bisa dan berhasil pasti muka kalian bakal lebih cakep dari sebelumnya, meski tetep lebih kece saya*digebukkin masa* 

Well, Pernah gak kalian mikirin akan ada dimana anda besok atau mungkin 10 tahun kedepan? Hal ini pernah kepikiran sama saya dan dodo, kalau ada yang belum tau dodo dia itu temen saya atau mungin sahabat. Kita sama sama sekolah di SMAN 8 Tangerang. Jadi, kita (saya dan dodo) tuh sering ngobrolin hal yang aneh gitu. Pernah dia ngomong tentang paradigma waktu ke saya, dan saya juga ngerti tentang teori paradox. Hal ini agak kompleks sih, jadi misalnya kalo kita mundur ke masa lalu, banyak kemungkinan yang merubah saat kini dan bila saat kini berubah, maka tidak ada masa kini seperti kita berangkat masa lalu sebelumnya berarti itu sama aja kita tidak pernah kembali ke masa lalu, ketidakmusahilan ini disebut paradox. Gk paham ya?  jadi kesimpulannya saya dan dia sama sama mempunyai pola pikir yang sama dan banyak yang bilang kita mirip *meski ehem gantengan gw.

Balik lagi ke topik, akan ada dimana sih kalian 10 tahun kedepan? Kalau saya membayangkan ada di tengah laut, bukan ini gk ada hubungannya sama berenang atau diving, apalagi pacaran sama putri duyung. Tapi, Insinyur Perminyakkan. Emang sih, alasan saya pengen jadi insinyur perminyakkan itu soalnya duitnya banyak *Iya!! Gw emang matre, puas lo?*. Tapi, bukan itu aja  alasan saya, nanti ketika saya udah sukses. Saya pengen banget bikin rumah susun untuk orang yang tidak mampu, terus bakal bangun sekolah untuk orang tidak mampu d , mulia banget kan gw, maka dari itu doa’in saya supaya cita-cita saya dapat kesampaian *amin* 

Saya yakin kalian semua pasti mempunyai cita-cita, tapi apakah kalian telah mempersiapkan diri dengan baik. Maka dari itu meski saya tahu kalian Cuma remaja yang lagi dalam tahap puber atau pengangguran semua pasti pernah bermimpi tentang masa depan, masa depan yang cerah. Gk peduli siapa kalian, kalian harus buktikkan kalau kalian yang terbaik, dan niscaya kalian akan setampan saya nantinya *pasang ikat kepala*

Kalo kalian perhatiin daritadi saya bicara mengenai masa depan. Seperti halnya mau piknik, kalian pasti nyiapin keperluan kalian, Cuma bedanya rencana buat 10 tahun kedepan itu lebih kompleks, dan bakalan banyak perubahan yang tak terduga. Nah, untuk bisa mecapai misi utama(cita cita kalian). Selesaikan dulu sub missionnya, kok jadi kaya game sih. Tapi ini bener loh, Nih urutannya 


untuk bisa mencapai pekerjaan yang diinginkan, >> kita harus kuliah dijurusan yang sesuai, untuk masuk universitas itu,>> kalian butuh nilai yang tinggi untuk ngalahin saingan kalian>>, untuk mencapai nilai tinggi kalian harus belajar.


Semua bakal balik lagi ke kitanya, tergantung kita benar benar mau mewujudkan mimpi kita atau tidak. Kalian harus memiliki tekad yang bener bener kuat demi kesuksesan kalian sendiri. Ini cuma masalah waktu friend, Cepat atau lambat kita pasti menaiki tingkat yang lebih tinggi. Baik itu kuliah bagi yang ingin atau tanpa kuliah, kesuksesan bisa kita raih. Intinya kalau kita ingin kita pasti bisa, ya pasti!!

fin

P.s : Seperti kalimat pada postingan sebelumnya, ini tidak akan semudah yang kita “bayangkan”. “Bayangkan”,  arti kata itu hanya pemikiran ada di otak kalian.sebuah pemikiran tidak akan terwujud tanpa usaha, maka dari itu berusahalah untuk mewujudkan mimpi kalian. 

P.s : Maaf lagi nih, postingannya pendek banget. Salam ganteng selalu :D


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Is it a bird? Is it a plane? NO, IT’S SUPERMAN!

Poniku rapi kan??
Waktu kecil gue pernah bercita-cita jadi pilot. Rasanya seneng aja gitu ngebayangin gue bisa naik pesawat gratis keliling dunia dan ditemenin sama pramugari-pramugari cakep. Oh okay, gue emang mental gratisan, dan iya gue dari kecil udah genit dan suka mbak-mbak. Puas?



Well, ngomong-ngomong soal pramugari, gue dulu pernah punya (ehem) pacar (yang sekarang jadi mantan) yang pengen banget jadi pramugari. Saking pengennya, dia kalo naik pesawat maunya bediri. Untung dia gak pernah diturunin di laut Jawa karena kelauan memalukannya itu. Btw, emang kalo dari fisik, dia cukup mumpuni. Nilai-nilai sekolah dia juga bagus dan otak lumayan encer. Yoa, dia keren banget emang. Mantan siapa dulu dong??! (Iya, ini memang bangga yang tidak pada tempatnya)
Suatu waktu, gue pernah nanya sama dia soal cita-citanya jadi pramugari ini. waktu itu kalo gak salah kita lagi makan ayam penyet deket kosan yang berada di salah satu jalan protokol .
“Kamu kenapa pengen banget jadi pramugari sih?” gue nanya sambil nyomot sambel.
“Biar bisa terbang gratisan.” Dia ikutan nyomot sambel.
“Lha kok gitu? Gak elit banget alasan kamu sih?” gue pura-pura nggak terima, padahal itu juga alasan gue dulu pengen jadi pilot.
“Hmm, gimana ya?” Mimiknya mulai serius. “Ya abis aku pengen punya suami pilot.”
Dia ngikik dan gue langsung tempelin sambel ke idungnya.
Well, akhirnya dengan tinggi dan berat badan juga tampang dan kepintaran yang proporsional, dia mendaftar jadi pramugari dengan diiringi oleh parade tukang becak di sekitar rumahnya yang sengaja gue undang sekalian syukuran.
Semua proses usaha dia jadi pramugari waktu itu berjalan lancar, tapi ironisnya hubungan gue dan dia nggak selancar itu. Kita putus nggak lama setelah dia mulai menjalani tes. Belakangan gue denger kabar kalo dia udah berhasil jadi pramugari dan nikah sama seorang pilot. Gue ikut seneng juga jadinya. Oke, ini bukan scenegalau apalagi curcol ya.
Btw, ada tisu?
Anyway!
Lepas dari semua hal di atas, kadang gue ngiri sama Superman yang bisa terbang dengan celana dalam di luar melayang-melayang di tengah angkasa tanpa ditangkep polisi. Maksud gue, gue bukan pengen ngikut pake celana dalam di luar dan melayang-layang, tapi gue pengen juga ngerasain bisa terbang tanpa bantuan apa-apa, tanpa alat apa-apa.
Keren aja gitu, kita bisa kemana aja yang kita mau, kapan aja, dan kerennya kita bisa nyoba kayang di atas awan. Defenisi gue tentang keren emang amat salah sepertinya.
Hmm. Tapi ya namanya juga manusia, kita Cuma bisa terbang dengan bantuan pesawat atau helikopter (atau kolor terbang). Ya kalo gak jadi pilot, kudu jadi pramugari atau keneknya pilot, atau ya jadi penumpang. Mungkin sensasinya beda, tapi kalo emang ada nyali, lu bisa coba terjun payung deh ntar. Tapi kalo bisa lu melakukannya di bawah pengawasan ahli. Kalo nggak, lu siap-siap aja nyangkut di pohon pinus, atau nyangsang di atep rumah orang, atau malah kecebur di laut dan jadi sarapannya hiu belang.
Krik.
Tapi belakangan gue akhirnya punya satu alasan baru kenapa gue suka berada di ketinggian ketika terbang (dengan pesawat tentunya). Itu karena pada saat-saat seperti itu, gue merasa amat sangat dekat dengan Tuhan. Dan doa-doa gue mungkin bisa lebih mudah didengar-Nya. Analogi yang aneh sih emang.
Sok mellow gitu gue yak? Sok filosofis :p
Oh iya, nih buat kamu yang mau jadi pramugari (kayak mantan gue), coba deh daptar disini nih, semoga berhasil ya! Gue mau pacaran dulu #pencitraan :D
*Brb, pake celana dalem di luar*

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Terima Kasih



Mau sendal gratis seperti di gambar ini?!
Nah, coba temukan satu frase yang sama pada ketiga kalimat di bawah ini!
“Terima kasih ya, mas. Pesanannya udah sampe.”
“Terima kasih ya, mbak. Sayur lodehnya kemaren endang bambang!”
“Terima kasih ya, sayang. Aku udah kamu tabrak pake truk ayam tadi pagi.”

Udah tahu jawabannya? Bukan. Jawaban dari pertanyaan di atas itu bukan fraserangga kiyudh. Oke, rangga memang imut, tapi itu gak ada di ketiga kalimat di atas.
Nah, Jawaban yang bener itu memang ‘terima kasih’.
Dan buat kamu yang merasa jawabannya bener, silahkan hadiah sendalnya boleh diambil di mesjid-mesjid terdekat, pada hari jumat mendatang. Segala ukuran, segala warna, segala merk, mau berapa aja, silahkan embat sepuasnya atau datang aja ke SMAN 8 Tangerang disitu banyak sendal bergelimpangan!
Baiklah ini saya kasih tipsnya untuk mencuri sendal di mesjid yang baik. Pertama, usahakan jangan pake sarung, biar kalo dikejer orang sekampung larinya gampang. Kedua, jangan singgah beli jajanan kerupuk waktu diteriakin maling. Ketiga, jangan ambil sendal butut warna ijo di Mesjid Al Ikhlas, itu punya saya. Demikian.
Anywaaaaay!
Ini saya sebenernya mau bahas tentang saktinya frase ‘terima kasih’ sih, bukan malah mau bahas tentang “tata cara mencuri sendal di mesjid dengan cara terhormat dan tetap ganteng”, meskipun kapasitas wajah dan pengalaman jadi maling sendal spesialis jumatan saya, telah sangat memenuhi syarat. Mari sejenak kita lupakan dulu ini. Sepakat? Good.
Well, postingan ini hampir mirip sama postingan sebelumnya.pernah nggak kalian perhatiin wajah lawan bicara, setelah kalian ucapkan terima kasih kepadanya dengan wajah tulus setulus-tulusnya kalian sebagai manusia?


Dan kalo kamu jarang dan malahan gak pernah peratiin, jangan takut karena itu manusiawi. Saya memang seneng peratiin itu, mungkin memang begini adanya bawaan orang imut *dilempar kompor dari langit*.
Nah, kebanyakan orang yang saya peratiin ketika saya ucapin terima kasih, mereka akan tersenyum dan balik ucapin terima kasih lagi. Tapi ada juga sebagian kecil yang cuma ngangguk dan berlalu. Ada juga sebagian lagi yang menganggap saya gak lebih dari pot yang bisa berbicara. Dan yang paling spektakuler, ada sebagian kecil lagi yang malah ketawa terbahak-bahak ketika diucapin terima kasih. Iya itulah yang terjadi kalo kalian bilang terima kasih sama orang gila.
Oke, abaikan sebagian kecil orang yang acuh tadi, dan mulailah memusatkan perhatian pada sebagian besar orang yang membalas ucapan itu dengan senyuman bahkan lebih. Terlapas itu senyum palsu, sekedar basa-basi atau memang tulus dari hati, sedikit banyak apa yang telah kita lakukan, akan membuat perasaan mereka jadi lebih baik.
nah, hidung saya gatel kalo udah ngomong rada normal.
Jadi gini, kalo memang masih belum percaya. Coba deh inget-inget, apa sih yang kalian rasakan ketika ada orang baik yang mengucapkan terima kasih dengan senyum lebar dan tulus yang gak dibuat-buat? Apa terasa hangat dalam dada? Terasa nyaman? Terasa DIHARGAI begitu tinggi?
Itu dia!
Nggak semua orang di dunia ini, gila hormat. Tapi semua orang akan seneng untuk bisa dihargai lebih. Sekalipun dia budak. Sekalipun dia peri rumah semacam Dobby di serial Harry Potter.
Sadar gak? Dengan mengucapkan terima kasih untuk sesuatu yang telah dilakukan orang lain pada kita, adalah salah satu cara terbaik untuk menghargai perbuatan baiknya. Dapat pahala lho :D
Dan secara gak langsung, kita ikut menghargai diri sendiri. Membuat hati ini terasa lapang dengan menrima haknya yaitu sebuah kebaikan.

Mau membuat bumi jadi tempat tinggal yang lebih baik? Sebarkan senyum ke semua orang, dan berterima kasihlah setiap ada kesempatan. Dan tanpa sadar, virus-virus kebaikan itu akan menyebar ke seluruh dunia. Dan suatu saat akan kembali lagi padamu. Keren kan?!
Buruan lakukan!! :D
Dan mudah-mudahan kalian bisa setampan saya nantinya. Sepakat? *dirudal dari monas*
Ingat! Mulai dari diri sendiri. Jangan berpikir, cukup lakukan! Selamat mencoba! Semoga kita semua bahagia :D

fin

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tiga kata sakti mandraguna!

Holla, world!

Belakangan ini, saya teringat terus sama sebuah iklan 'berisi' dari radio. Saya lupa juga sih gimana-gimana dialog yang dipakai dalam iklan tersebut. Cuma dengan ingatan sekelas batere bekas ini, saya cukup bisa menangkap apa maksud dari iklan itu.
Yaitu..

"Mari kita budayakan penggunaan kata Maaf, Terima Kasih dan Tolong"

Simpel kan?
Kalo diitung-itung, apa sih susahnya ngucapin kata-kata di atas itu. Bahkan kata-kata Maaf, Terima Kasih dan Tolong lebih enteng di lidah daripada umpatan-umpatan khas mafia nigger yang lagi ngetrend di kalangan remaja sekarang. - remaja salah gaul maksudnya x)
Biarpun enteng, tapi tanpa kita sadari, kata-kata tersebut memilikki magic yang nggak bisa dikata, tapi terasa di hati. Saya selalu percaya, kata-kata di atas bisa membuat kita jauh lebih dihargai oleh orang lain. Kenapa? Karena dengan menggunakan kata-kata Maaf, Terima Kasih dan Tolong itu tadi, artinya kita juga lebih bisa mengharai orang lain. Sesuai dengan ungkapan, kalo nggak mau dicubit, jangan nyubit. Nah ini versi positifnya. Bayangin deh, dunia bakalan jauh lebih indah dan berwarna dengan pembudayaan kata-kata tersebut dalam percakapan kita sehari-hari. 


Berikut ini saya tampilkan beberapa contoh dari penggunaan kata Maaf, Terima Kasih dan Tolong yang tepat dalam sebuah kalimat. 

* Bibi, tolong ambilin minum buat temen-temenku ya. Makasi ya, Bi. - pasti si bibi ngambilnya semangat
* Oh iya. Makasi ya kemaren kamu udah temenin aku pulang. Aku seneng deh. Mama juga bilang makasi buat kamu lho.. - pasti dah gebetan kamu jadi tambah giat dan semangat PDKT-nya

* Mbak, Maaf ya. Kemaren saya ngintip waktu mbak lagi mandi. Kemaren-kemarennya juga saya ngintip sih mbak. Uhm kalo bole jujur sebenernya, udah sepuluh tahun ini tiap hari saya ngintipin mbak mandi. Maaf ya, Mbak.. - kalo ini pasti mbaknya semangat juga. semangat ngumpulin massa buat ngebakar orang tersebut :p

Anyway..
Mau setuju atau nggak, kenyataannya memang sekarang ini udah banyak banget orang yang nggak lagi membudayakan penggunaan kata-kata sakti mandraguna tersebut. Mungkin jumlah orang-orang yang membudayakan kata-kata ini, masih jauh kalah banya dengan jumlah fansnya Rhoma Irama di sekitar Condet aja. - belom lagi di Parung, Bogor dan Rawa Belong dan sekitarnya..

Makanya, marilah kita sama-sama kampanyekan penggunaan kata Maaf, Terima Kasih dan Tolong ini! Nggak usah jah-jauh, mulai aja dari diri sendiri dulu. Kalo diri sendiri udah mantep, baru dah ajarin ke adik-adik kita. Ajari mereka yang baik-baik. Saya yakin, anak-anak Indonesia ini nantinya bisa jadi generasi yang jauh lebih beradab. Amin.


INGAT!

Ngucapin kata Maaf, Terima Kasih dan Tolong selagi berbicara nggak sesusah kelihatannya kok.

* * * * *


p.s-nya p.s : nuhun ya guys, kalo postingan saya ini ngelantur dan sotoy dan jga kependekan, mulai dari hal kecil aja, entah itu di sekolah atau sama keluarga:)

p.s : Thanks buat keluarga SMAN 8 Tangerang sumber Inspirasi



Me out, guys! Salam dangdut selalu :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Cara mengurangi efek Global Warming


Gue tadi lagi makan di warteg, sampe akhirnya gue minum es teh 3 gelas dan ngutang. Itulah kenapa, mendadak gue kepikiran buat nulis soal global warming..

Lah?? Apa hubungannya?? 

Yap.. Dunia makin panas.

Sampe akhirnya gue nemuin fakta bahwa Global Warming efeknya udah mulai terasa di Negara kita. Nyadar atau nggak, cuaca di Negara kita udah mulai kacau. Udah nggak ada lagi istilah “Januari” (Hujan Sehari-hari).. Atau istilah bulan-bulan yang berakhiran “Ber” (September-Desember) Adalah bulan-bulan yang selalu diguyur hujan. Tapi, sekarang hujan bisa dateng kapan aja.. Dan Alhamdulillah, hujan paling sering terjadi di malam minggu.. #JombloSirik #NyariTemen

So, sebagai orang yang sadar akan keadaan lingkungan, gue pengen ngasih beberapa cara untuk mengurangi efek global warming! Here they are:

 1. Kurangi Penggunaan Kertas

Sebagaimana kita tau, penggunaan kertas bisa berimbas pada penggundulan hutan. Karena setiap lembar kertas yang kita pakai itu terbuat dari satu batang pohon. Jadi, makin banyak kertas yang kita pakai, makin banyak pula pohon yang akan dikorbankan. Untuk itu, gue kurang mendukung segala kegiatan kurang penting yang harus menggunakan kertas. Seperti contohnya, UAN.

UAN adalah proses yang memakan banyak kertas .Sehingga, kertas yang dikorbankan pun banyak. Bayangkan, udah berapa banyak pohon tumbang karena UAN? So, gue mendukung penghapusan UAN demi mencegah efek global warming kian parah. #AlibiSiswaMalas

2. Jangan Pacaran

Pasti kalian bertanya-tanya tentang apa hubungannya pacaran sama global warming. Jelas ada.. Tanpa kalian sadari, orang pacaran itu suka boros tissue loh. Misal, kalian lagi makan, suap-suapan, terus muka pacar lo belepotan, elo lap pake tissue..

Bisa juga kalian lagi olah raga, jogging bareng dari Jawa sampe Papua untuk merayakan anniversary. Pas lo liat pacar lo keringetan, elo lap dia pake tissue.

Terus, misal pacar lo selingkuh. Elo liat dia lagi jalan sama sahabat lo pake kaos couple. Elo kecewa, elo nangis, endingnya elo pake tissue buat ngelap air mata dan ingus.

Sedangkan kalian tau.. Tissue itu juga dibuat dari pepohonan.. Makin banyak tissue yang kalian pake, makin banyak pula pohon yang dikorbankan.

 3. Pake Kendaraan Ramah Lingkungan

Dengan memakai kendaraan yang ramah lingkungan, kalian nggak bakal menyumbangkan banyak polusi di udara. Contohnya sepeda. Dengan bersepeda, kalian nggak bakal bikin polusi udara sama sekali. Kecuali kalo kalian bersepeda dalam keadaan diare dan kentut-kentut sepanjang jalan. Bisa-bisa orang-orang di belakang lo mendadak amnesia dan tak tau arah tujuan mereka karena racun yang lo keluarin dari pantat tadi.

Nah, kalo males naik sepeda, mungkin karena pertimbangan jauhnya jarak yang harus ditempuh, kalian bisa make kendaraan bermotor yang ramah lingkungan. Berikut gue kasih perbandingan kendaraan yang ramah lingkungan, dan tidak ramah lingkungan: 

KENDARAAN TIDAK RAMAH LINGKUNGAN

Ini Mobil apa fogging machine?

The dark-knight..

KENDARAAN RAMAH LINGKUNGAN

Bike to work..

Mazda CX-5 (Siapapun yg mau beliin gue ini, bakal gue pacarin)
Loh?? Kok ada mobil juga ??

Gak percaya kalo kendaraan berbahan bakar minyak juga bisa ramah lingkungan? Ini Video yang bakal ngejelasin gimana ceritanya bisa ada mobil yang bener-bener ramah lingkungan:
 

So, kalo kita bisa bijak dalam menggunakan kendaraan, efek Global warming juga bakal bisa dicegah. ;)

4. Gunakan Air Dengan Bijak

Gue udah menerapkan cara ini. Gue jarang mandi, apalagi di malam minggu. Gue nggak mau terlalu banyak buang-buang air bersih karena gue pengen menjaga kelestarian alam. Kalo kalian peduli kepada lingkungan, maka kurangilah frekuensi mandi kalian. Cobalah sekali-sekali di malam minggu, kalian nggak mandi. Kalo pacar kalian protes, putusin aja. Karena itu artinya dia tidak mencintai kalian apa adanya.

5. Tanam Pepohonan di lingkungan sekitar

Menanam pohon, terbukti efektif menjaga kondisi lingkungan kita. Dengan adanya banyak pohon, maka proses penyerapan gas Co2 untuk kemudian dikonversikan menjadi gas O2 makin lancar. Kebayang gak sih, kalo ampe nggak ada pohon lagi di bumi? Kalian mau nafas pake apa? Tanpa adanya tumbuh-tumbuhan produsen oksigen, kentut kalian nggak bakal kesaring dan endingnya kalian konsumsi sendiri. Miris.

Yap, sekian beberapa tips gue tentang mencegah efek Global Warming. Semoga bermanfaat. Dan semoga kalian segera melakukan langkah-langkah di atas. Terutama langkah nomor 2.

Kalo kalian ada cara lain yang mudah dilakukan untuk mengurangi efek global warming, boleh loh dishare di comment box.. :D

Bye-bye…

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Futsal



Mungkin beberapa dari kalian udah sering main futsal kalo gk minimal udah taulah. Jadi futsal itu mirip sepakbola pada umumnya, cuman ini versi kecilnya. Jadi sebelum di SMAN 8Tangerang, gw tuh gk pernah ikut sparing. Waktu di SMP gw itu cupu abis, pendiem, kuper, sangkin parahnya, ada temen sekelas gw yang nyangka gw bisu -__- dan dia baru denger suara gw di semester 2 akhir.

 Sampe di SMA kelas 10 gw juga masih cupu, meski cupu gw selalu punya strategi dan taktik, bukannya sombong nih tapi emang sombong sih, eh gk ding, eh tapi iya sih *lempar mercon*
di SMA kelas 10 gw sering ngobrolin hal yang ilmiah sama dodo, tentang einsten, braille, relativitas waktu, black hole, paradox, worm hole, amerika , illuminati, anonymous, dan masih buanyak banyak banget.

di kelas 10 gw juga masih pemalu. Nah ini nih yang gw gk suka. Orang pemalu sering disangka orang sombong,  padahal beda jauh banget. sanking pemalunya di hari pertama SMA gw canggung dan diem seharian di kelas. Oh iye, gw juga ketemu sama orang gamer sukses nih, hanzo. Gw gk ngerti knapa dia dipanggil hanzo,padahal nama aslinya itu Muhamad Sidra Yoroshi dindaswara.

Pelajaran yang bisa diambil diatas yaitu, pemikiran seseorang itu bisa diambil dari dua sisi. Di sisi pertama orang yang pemalu, dia gk berani ngapa-ngapain otomatis dia diem aja dan di sisi lainnya ada yang nganggep nih orang sombong, kagak mau nyapa, negur, boro-boro negur, nengok aja kga.
Ini yg gw alami dan hal ini alamiah.

Balik ke topik, di kelas 10 gw kga pernah ikut futsal. Nah, di kelas 11 gw malah jadi tim inti dan alhamdulillah kelas gw kga pernah menang di turnamen. Gw ada di kelas XI IPA 5 sparing pertama lawan XI IPA 3 terus XI IPS 1 dan keduanya menang telak, sebenernya lawan kita berat banget dan kita menang karena komunikasi yang bagus. Striker kita juga mantep banget skillnya . Padahal kita waktu sparing kurang orang, maksudnya gk ada cadangan. Sebenernya ini juga sih yang bikin kita menang. Klo orangnya dikit komunikasi makin stabil, klo orangnya ganti-ganti mulu yah malah rebutan maen, jelas komunikasi kurang banget. Giliran tournament kita kalah maen 3 kali kalah 3 kali.


Dari sini gw bisa ambil kesimpulan, kalau komunikasi antar tim itu bisa ngacak ngacak strategi lawan. Nah, gimana kalau teori di atas diterapkan ke kehidupan sehari hari. Bakal jadi super keren, coba deh, terapkan hal-hal yang simpel yang pernah kalian lihat atau bahkan pernah kalian jalan.

gw mau mulai dulu ya, nanti kalian nyusul aja ya...



*poof*






  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bersama pancake.


Mari Bercerpen!!
“Lama banget lo, setan!” Bimo mengutuk gue yang baru aja datang.
“Sori, tadi vespa gue ngadat gak mau nyala.” Gue menduduki sofa yang berada tepat di sebelah Bimo. “Lupa kasi sesajen kayaknya tadi malem.”
“Kenapa gak pake mobil?!”
Hening.
“Err.. iya juga ya?” Gue nyengir dan dahi Bimo makin mengkerut. “Lupa gue. Lo sih gak bilang daritadi.”
“Bener bener deh lo, Mas!”
“Haha, iye maap maap.” Gue ketawa ngikik.
Waktu Bimo mau melanjutkan makiannya, tiba-tiba seseorang menghampiri kami. Dan makian Bimo itu entah kembali lagi ke dalam perutnya, atau dia tahan di dalam kerongkongan. Sulit ditebak jika hanya melihat wajahnya yang memerah seperti orang menahan kekuatan kentut ekstra yang berbahaya.
Oh oke gue lebay. Tapi gue ganteng kok, jadinya impas.
“Permisi, Mas. Mau pesen apa ini?” Orang itu ternyata pelayan wanita yang  mengenakan seragam berwarna cokelat tua. Dia cuman nanya ke gue, karena Bimo udah pesan kopi dari tadi. Itu, bekas gelasnya yang ada dua buah, terlihat kosong di atas meja.
“Oh, saya mau black coffee satu deh, Mba’.” Gue menjawab cepat. Menjawab dengan cepat maksudnya, bukan menjawab ‘cepat’. Dan cepat itu juga bukan nama si pelayan yang pertanyaannya gue jawab. Begitulah adanya.
Black coffee-nya satu. Ada yang lain lagi, Mas? Bole coba pancake-nya? Enak lho.” Pelayan itu berbicara sambil tersenyum. Seperti hendak tertawa, tapi ditahan-tahan. Entah ditahan oleh apa, atau oleh siapa. Asal jangan ditahan hansip sih gak apa-apa.
“Oh, boleh deh satu.” Gue nelen ludah nahan pengen. “Lo gak mau, Mo?”
“Kagak!” Bimo menjawab sewot.
Gue nyengir lebih lebar.
“Udah, itu aja dulu kayaknya, Mba’.” Kata gue pada si Pelayan yang pergi setelah mengucapkan terima kasih. Sopan sekali dia, pasti waktu SD pernah dapat sepuluh besar. Sama kayak gue. Makanya gue juga sopan.
Setelah itu gue langsung ngeluarin hape dari dalam kantong celana. Pada layarnya, gue mendapati ada satu pesan singkat dari seseorang, gue belum tahu siapa karena gue belum buka. Gue buka, ngangguk bentar lalu membalasnya dengan segera.
Intinya gue mengiyakan isi pesan tersebut. Abis bales pesan, gue kantongin lagi dong hapenya, masa iya gue lempar ke jidat Bimo? Nanti bisa lecet hape baru gue ini. Waktu gue beli, SPG-nya cakep pula. Sayang kan, nilai historisnya tinggi.
Terus itu gue langsung diem, sambil lihatin orang yang berjalan lalu lalang di depan cafe. Ini sengaja gue lakukan, biar Bimo tambah kesel. Biar gue tahu dia kalo kesal banget, bisa jadi hulk juga atau  gak, kayak di film itu. Siapa tau dia bisa berubah jadi hulk warna pink!
“Woy!” Bimo memukul pelan dengkul gue. Seperti kucing gembul yang minta diperhatikan oleh majikannya.
Gue liat dia, dan hampir kaget. Gue kirain dia udah berubah beneran jadi hulk. Tapi ternyata tampangnya emang kayak gitu, bisa-bisanya gue lupa.

“Eh, ada apa, Mo?” gue pura-pura kaget dan nyengir lagi. “Wah, udah lama lo dimari? Udah lama nih kayaknya, ya? Sampe habis dua gelas kopi gitu. Gak baek lho banyak-banyak minum kopi. Lo katanya ada maag. Ya kan ya kan?”
Plok.
Pipi gue digapluk Bimo pake gulungan majalah ternak yang dari tadi dipegangnya.
“Eh diem, dodol! Serius nih. Gue deg-degan banget!” Wajah kesal Bimo perlahan mengendur. Terlihat jelas gurat cemas disana. Eh, entah itu cemas atau memang kebelet. Nggak jauh beda sepertinya dari biasa.
“Kenapa lo? Kayak mau disunat aja pake deg-degan segala.”
“Seriusan! Gue nggak ngebayangin kalo dia nolak. Gila aja! Hancur berkeping-keping hati gue jadinya.” Bimo mengacak-acak rambutnya yang semi kribo itu. Kadang gue mikir, tiap kali dia ngacak-ngacak rambut gitu, pernah gak tangannya nyangkut kebelit rambut sendirim terus gak bisa lepas sampe dia harus dibotakin.
Gue langsung ngakak. “Dangdut lo, ah!”
“Rrrr.. gue gak peduli malunya. Gue cuma gak pengen dia lari dari hidup gue, itu doang, Mas.” Kata Bimo lagi. Nggak nyambung.
Well, baru kali ini gue lihat Bimo, seorang playboy jaman kuliah, mati kutu karena seorang wanita. Meski gue gak tau cewek itu ada kutunya atau nggak, yang pasti wanita bernama Kira itu, telah membuat Bimo jadi punya emosi kayak ABG labil lagi bokek. Bawaannya uraing-uringan mulu. Tiap ketemu sepen-lepen maunya selonjoran di terasnya mulu.
“Ja..” Upaya gue untuk buka suara, digagalkan oleh kedatangan pelayan yang membawa pesanan. Gue kasih senyum dan dia langsung pergi setelah gue ucapkan terima kasih.
“Ja apaan? Jakarta punya monorail?” Bimo ngocol.
“Ja.. Di.. Bimo, gue tanya sama elo.” Kata gue pelan.
“He’eh..”
Sambil menggantung omongan, gue membuka bungkus gula, dan menaburkannya ke dalam kopi. “Elo udah tau ntar apa yang bakalan lo bilang ke dia?”
Bimo menghenyakan punggungnya ke sofa. Tangannya sibuk memainkan zippo bercorak bendera Amerika miliknya. “Gue tau, tapi..”
“Tapi lo belom yakin?”
Bimo mengangguk.
“Tapi lo takut lo salah ngomong?”
Bimo mengangguk lagi.
“Tapi lo takut.. err..”
Bimo diem. Terlihat dia tengah menahan nafas menantikan ucapan gue selanjutnya.
Gue mengaduk kopi perlahan, dan meminumnya sedikit. Gue keluarin hape, dan main game snake sambil cekikikan.
“WOY!”
“Eh, ada apa, Mo?” gue pura-pura nggak ada apa-apa.
“Sambungin omongan lo. Gue hampir pingsan nahan napas, dodol!”
“Lho? Lo nungguin? Gue kirain kagak.” Gue ngakak lagi.
“…” Bimo siap-siap gampar muka gue pake majalah lagi.
“Oh oke, tapi.. lo takut lo bakalan ditolak?”
Bimo mengangguk berkali-kali. Kelihatannya, ucapan gue yang terakhir yang paling ngena di hatinya.

Iya, siapa sih yang nggak takut ditolak ketika kita mengharapkan sesuatu? Gue aja kalo nelpon bini pake private number terus dia tolak rasanya kesel. Kesel gak bisa godain dia sih. Memang beda kasus, tapi intinya gue mau nyampein kalo dimana-mana, ketika kita berharap dan kita ditolak itu rasanya nyesek. Lo boleh percaya, bole kagak, tapi itu lah yang terjadi. Hidup telah mengajarkannya pada gue.
Oke, ngomong serius ini bikin hidung gue gatel.
“Gue harus gimana, Mas?” Bimo kembali mengacak-acak rambutnya, dan gue kembali berharap tangannya nyangkut disana.
“Ya udah, yang penting lo harus tenang.”
“Terus?”
“Tenang dulu. Lo udah tenang belom ini?”
“Belom.”
“Tenangin diri dulu kalo gitu dong!”
“Caranya?”
“Bikin sayembara.” Jawab gue sekenanya.
“Seriusan, Mas?” Bimo menjawab dengan polosnya.
“Serius pala lo gedek. Gini.. coba lo tarik nafas, tahan bentar, keluarain lagi. Kayak senam SKJ. Lakuin terus sampe perasaan lo lebih tenang. Itu biasanya yang gue lakuin kalo harus ketemu mertua.”
“Oh, oke, Mas!” Bimo jawab semangat.
“Nah, kalo lo udah tenang, pada saat lo nyampein ke Kira nanti, lo cuman harus jujur.”
“Jujur?”
“Iya, kayak lagu Radja. Lagu yang pernah gue pasangin jadi ring back tone di hape lo itu.”
“Jadi itu elo yang masang, pantesan! Kampret!”
“Udah udah, jangan rewel. Ntar gue pasangin lagi deh. Nah, sekarang lo ngerti gak yang gue maksud tadi?”
“Err.. belom. Gue kalo cuman ngebayanginnya doang sih bisa. Tapi takutnya pas udah di depan dia, malah gagap.” Bimo sekali lagu acak-acak rambutnya, tapi kali ini gue capek berharap. Sungguh.
“Bagus kan kalo gagap, lo bisa jadi pelawak.”
“…”
“Nah, itu makanya gue suruh lo tadi tenang. Baru deh ngomong. Jangan panik, biarkan semuanya ngalir. Ngerti?” kata gue semangat. Tapi kayaknya gue terlalu semangat. Ini ditandai dengan pandangan aneh orang-orang di sekeliling kami. Mereka berbisik-bisik. Mungkin mereka heran kok gue bisa ganteng banget. Ah, dasar orang sirik!
“Oke oke. Gue siap!”
“Nah gitu dong.”

Gue ambil hape dan menekan beberapa nomor. Bimo diam, dia tampak sibuk dengan pikirannya sendiri.
“Halo.” Nah, ini suara wanita di seberang telepon.
“Halo, 5 menit lagi.” Gue ngejawab pasti dengan suara pelan.
“Oh, oke.”
Sambungan telepon terputus.

Gue meratiin Bimo, wajahnya makin memucat. Pasti deg-degan banget rasa hatinya. Gue sedikit banyak bisa merasakannya.
“Bimo. Tugas gue kayaknya udah cukup.” Kata gue dengan suara dalam. Ini karena memang gue ngomong serius.
“Heh? Gue harus terus latihan sampe nanti malem. Masih 7 jam lagi sebelum gue ngelamar dia.” Bimo mencak-mencak.
“Udah, nggak ada yang harus lo latihanin lagi. Lo cuman harus tenang, dan jujur. Jujur pada perasaan lo sendiri. Sisanya biar Tuhan yang tentukan.”
Bimo melongo lihat gue ngomong beginian.
“Percaya sama gue, Mo. Bentar lagi dia dateng…” gue liat jam tangan. “Sekirar 3 menit lagi.”
“BUSET! APAAN INI?” Bimo kaget.
Plak.
Gue tampar pipinya.
“Lo harus tenang, bego! Tenang dan jujur. Kira bentar lagi dateng, rapiin rambut lo itu, gue bantu doa nanti. Pasti bisa! Pasti diterima!” Gue nyengir.

Dan merasa tak punya pilihan lain, Bimo menuruti perkataan gue. Dia rapiin rambutnya, juga bajunya. Dia mau merapikan muka, tapi gue rasa dia juga tahu kalo usaha itu sia-sia.
“Gue cabut dulu, Mo. Good luck, buddy!”
Secepat mungkin gue keluar dari dalam cafe. Kopinya biarlah Bimo yang bayar. Di pintu masuk, gue berselisih jalan dengan Kira. Entahlah, gue yakin itu dia. Cantik dan anggun. Pantas saja Bimo tergila-gila. Tapi parfumnya kok aroma pisang? Rrr.. ngetren apa yak?

Ini gue gak langsung pergi, dan mencoba mengamati gerak-gerik Bimo dan Kira dari kaca jendela depan cafe. Gue gak harus takut terlihat oleh orang-orang, karena memang mereka tidak bisa lihat gue juga.
“Hei, Mas.”
Seseorang memukul pundak gue. Namanya, Sherry. Dia rekan kerja gue. Dia lah yang menjadi pelayan berseragam cokelat.
“Ini pancake lo tadi.” Sherry memberikan piring berisi makanan itu. Gue nyengir dan memakannya kayak orang kalap buka puasa.
Sherry lalu mengajak gue masuk ke dalam cafe, tapi tidak lewat pintu yang gue lewati tadi ketika masuk dan keluar. Kita berdua menembus dinding dengan kaki melayang, seperti yang biasa kaum kami lakukan.
Lalu setelah cukup dekat dengan meja dimana Bimo dan Kira duduk, dengan satu jentikan tangan, Sherry mengeluarkan sebuah sofa empuk dari udara kosong. Sofa itu menggantung begitu saja. Gue dan dia lalu duduk disana. Kami lalu serius memperhatikan Bimo yang dengan tenangnya, mencoba mengungkapkan perasaannya pada Kira. Wanita itu hanya diam, dengan tangan mendekap dada. Matanya terlihat berkaca-kaca.
“Kira.. will you marry me?
Dang!
Keluar juga kata-kata sakti itu dari mulut Bimo. gue deg-degan parah. Meski gue tahu, pasti keterima.
Sekarang perhatian gue dan Sherry terpaku pada Kira yang matanya makin berkaca-kaca. Tanpa menjawab, dia berdiri memeluk Bimo. Dan Bimo langsung teriak girang, waktu Kira membisikkan kata “Iya” pada telingannya.
“SEMUA YANG DISINI, GUE TRAKTIR! LAMARAN GUE DITERIMA WANITA CANTIK INI!WOOOHOOO!!” Bimo teriak kayak orang gila. Eh ralat, dia memang setengah gila.
Dan seperti temen-temennya orang gila, orang seisi cafe, berteriak senang dan bertepuk tangan karena ditraktir mendadak. Beberapa orang menghampiri Bimo, dan mengucapkan selamat. Nah, Bimo pun menangis haru. Kayak bocah yang dibeliin kancut baru.

“Oke, kerjaan kita hari ini selesai, Mas.” Sherry nyenggol lengan gue.
“Iya, Sher.”
Entah kenapa mata gue berkaca. Gue baru kenal Bimo beberapa menit yang lalu, dan dengan sihir kecil dia mengira gue ini adalah sahabat lamanya. Dan entah mengapa, gue juga merasa seperti ini. Entahlah.
“Udahan ini? Biar gue bersihin lagi ingatan mereka tentang kita.” Sherry nyenggol lengan gue lagi. Dia ini memang doyan nyenggol.
“Iya. Hapus gih.” Gue nyengir.
“Jangan sedih. Nanti sesekali kita kunjungi mereka lagi.” Sherry lalu merapal mantera, dan semacam cahaya merah muda keluar dari kepala orang-orang yang berada di dalam cafe. Ingatan mereka tentang gue dan Sherry itu akhirnya terbang menembus langit-langit bangunan, menuju langit yang sebenarnya.
“Yuk, Mas! Masih ada lima orang lagi yang harus kita jodohin.” Tuh, Sherry nyenggol lagi.
“Lima? Buset! Selanjutnya gue pengen jadi barista deh, biar kerenan dikit.”
“Haha, serah lo deh, Mas. Yuk!”
Sherry meraih tangan gue, dan kita pun menghilang.
Poof!

Sesaat tadi sebelum melompati dimensi tadi, gue yakin banget, Bimo ngeliat gue. Ngeliat langsung ke mata gue. Ah gila! Hubungan batin apa ini?  Nanti anak mereka, harus anak gue juga yang jodohin!
Gue kembali bersemangat.
“Yak, selamat datang di Barcelona!” Sherry berteriak lantang.
“Oh, hari ini bule ya? Sip!”
“Yup, dan mereka.. lesbi.”
“Oh.. good..”
 P.s : Jangan ambil sisi negatif, ambil sisi positif.. Salam dangdut, #Sman8Tangerang

fin

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS